Langsung ke konten utama

Hadapi MEA, UKM Perlu Support Pemerintah


dr. Asep Hidayat saat berkunjung ke salah satu produsen mendong di Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya

TASIKMALAYA – Menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Tasikmalaya perlu mendapat dukungan pemerintah baik langsung maupun tidak langsung. Hal itu mutlak diperlukan mengingat kondisi pelaku UKM  di daerah khususnya Kota Tasikmalaya masih menghadapi banyak kendala, baik sumber daya manusia, permodalan juga distribusi produk. 
Hal itu diungkapkan Pembina Mayasari Peduli H. Asep Hidayat Surdjo, usai bertemu dengan para pelaku UKM di Kecamatan Purbaratu dan Cibeureum Kota Tasikmalaya, belum lama ini. 

Asep  menambahkan, para pelaku perajin tikar mendong misalnya, kini masih dihadapi pada masalah minimnya pasokan lokal bahan baku yang berkualitas. Selama ini, sekitar 70 persen, bahan baku mendong didatangkan dari luar kota khsusunya dari Jawa Tengah.

Padahal dari ketersediaan lahan di Kota Tasikmalaya masih bisa dioptimalkan dengan penanaman mendong, di samping padi. Jika hak itu bisa dilakukan, perputaran uang akan dirasakan oleh petani dan perajin di Kota Tasikmalaya.

“Kita ingin mencoba menggali supaya kedepan UKM lebih baik dan kami datang ke lokasi. Kita gali terus dan ingin membantu mereka sehingga UKM ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran,” ungkap Asep.

Sementara itu untuk industri poduksi kaos menurut Asep seperti yang ada di Kecamatan Purbaratu, ini relatif lebih tertata baik dalam produksi dan distribusi. Untuk industri kecil seperti ini, Asep berharap bisa terus membangun jaringan sehingga lebih besar dan mampu mensejahterakan perajin lokal.

“Di sini ada pabrik kaos dimana dari pembuatan kain hingga jadi jaket atau training sudah berjalan dengan baik. Hal yang sama untuk distribusi, pengusaha tersebut sudah stabil,” ungkapnya.

Sementara itu, pengusaha konveksi kaos di Kecamatan Purbaratu, Aan Sulaeman mengatakan, salah satu kendala bidang konveksi bahan kaos di Kota Tasikmalaya belum terdapat pabrik celup khusus. Sehingga begitu dia menyelesikan pembuatan kain, masih harus dibawa ke Bandung, dan berdampak pada biaya yang tidak kecil. Ia berharap, ada investor yang mau membangun pabrik celup kain di Kota Tasikmalaya sehingga biaya celup bisa ditekan.
“Sejak produksi kain dan menjahit (celan olahraga) kami sudah bisa melakukan sendiri begitu juga pemasaran sudah stabil. Hanya saja untuk celup kain kami masih membawanya ke Bandung,” katanya. (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Sosok Lengkap dr.Asep Hidayat

1.      Nama Lengkap    :   ASEP HIDAYAT SURDJO 2.      Jenis Kelamin       :       Pria 3.      Tempat / tgl Lahir :       Tasikmalaya, 9 Maret 1962 4.      Alamat                 :       Andalusia Garden, Jl. Cordoba 22 Mangkubumi - Tasikmalaya 5.      Status Perkawinan       :       Kawin, dengan 4 orang anak 6.      Pendidikan •       Lulus Sekolah Dasar Negeri Nusawangi Tasikmalaya, Ijazah tahun 1974 •       Lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri IV Tasikmalaya, Ijazah tahun 1977 •       Lulus Sekolah Menengah Atas Negeri II Tasikmalaya, Ijazah tahun 1981 •       Lulus Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Ijazah tahun 1988 •       Lulus Pendidikan Dokter Spesialis Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung,       Ijazah tahun 1999 •       Magister Kesehatan dalam Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Program Pascasarjana Combined Degree, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, tahun 2003 7.      Telah Mengikuti Pendidikan Tamb

Pesona Wisata Batik Kota Tasik yang Harus anda Coba

dr. Asep Hidayat saat berkunjung ke Rumah Produksi Batik Agnesa di Ciroyom, Kec. Cipedes Selama ini jika menyebut daerah penghasil kerajinan batik tradisional nusantara masih seputar daerah Pekalongan, Solo, Jogjakarta dan Cirebon atau Samarinda. Namun tahukah anda, ternyata Tasikmalaya memiliki sejarah panjang dengan kerajinan batik di tanah air. Menurut cerita, batik Tasikmalaya, ada sejak lama sebelum Belanda datang. Berawal dari Batik Sukapura yang melegenda sejak Zaman Kerjaan Tarumanegara (400-600 M), batik Sukapura berkibar dengan kekhasannya. Seiring perjalanan waktu, meskipun Batik Sukapura di Kabupaten Tasikmalaya masih eksis hingga kini, pamornya kalah dengan Batik Tasik Ciroyom di Kota Tasikmalaya. Kota dan Kabupaten Tasikmalaya menjadi daerah otonom sejak tahun 2001. Klaim tersebut bukanlah omong kosong. Tempat dan lokasi terkait kejayaan batik Tasikmalaya dulu masih dapat ditelusuri hingga kini. Koperasi Mitra Batik misalnya kini diabadikan pada sebuah Jala

Mayasari Tegaskan Kembali Wakafkan dr.Asep Hidayat untuk Kota Tasikmalaya

Presiden Direktur Mayasari Bhakti, H. Ade Ruhyana saat sambutan di acara Jalan Santai Maaysari Peduli, Sabtu (04/06/2016) TASIKMALAYA – Keluarga besar Mayasari Bhakti menyatakan kembali kebulatan tekadnya mewakafkan dr.Asep Hidayat Surjo untuk pengelolaan Kota Tasikmalaya yang lebih baik. Mayasari Grup berharap, Kota Tasikmalaya dapat dikelola dengan beanr oleh pemimpin yang berpihak pada rakyat dan bersikap amanah. Hal itu diungkapkan Presden Direktur Mayasari Bhakti, H Ade Ruhyana, di hadapan ribuan peserta jalan sehat bersama dr.Asep Hidayat di Halaman Mayasari Plaza, Sabtu (4/6/2016). Ade menyebutkan, dari hasil evaluasi setiap perhelatan Pilkada, termasuk di Kota Tasikmalaya, Mayasari Bhakti selalu mendorong para kandidat yang amanah. Namun demikian Mayasari Bhakti tidak memiliki kepentingan apapun. Itu semata-mata untuk kepentingan masyarakat Kota Tasikmalaya agar lebih sejahtera.  Dengan demikian saat ini pihaknya telah memikirkan tentang kepemimpinan untuk Pilkada 2017 mend