Tugu menjadi salah satu simbol kota. Peradaban besar dunia
yang telah hilang mapun sedang berjaya menjadikan tugu sebagai simbol dan
didalamnya mengandung berbagai pesan.
Tugu biasanya berupa pahlawan, manusia-manusia hebat seperti pilosof bahkan
tokoh agama atau manusia yang dianggap telah berjasa untuk masyarakat luas. Patung
juga bisa berbentuk simbol abstrak atau bahkan binatang yang mewakili
pesan-pesan tertentu.
Tantangan datang ari isterinya yang minta cerai karena harta warisan dijualnya untuk membiayai membuat terowongan. Karena tekadnya yang kuat dibantu 15 orang warga, terorongan berhasil dibangun dan mengalirkan air. Sawah teriair dan bisa panen setahun 3 kali.
Selain patung Mak Eroh dan abdul Rozak, pada tugu juga dihiasai berbagai relief. Di sebelah sisi barat, relief menggambarkan suasana shalat berjamaah, di samping kiri kanannya relief aktifitas belajar mengajar. Di bilik tugu sebelah utara relief menggambarkan pria dan wanita yang sedang bekerja keras dengan otot-otonya yang kekar sambil memegang belincong. Relief tugu sebalah utara menggambarkan alam priangan yang sedang disinari matahari terang. Sedangkan relief bilik selatan mengambarkan kelompok warga yang sedang membuat kerajinan payung geulis, membatik dan mengerjakan kerajinan anyaman.
Relief-relief tersebut seperti ingin menceritakan bagaimana kehidupan masayarakat Tasikmalaya yang memiliki segudang kerajinan. Hingga kini tercatat produk kerajinan unggulan Tasikmalaya yakni, Payung Geulis, Kelom geulis, Batik Tasik dan kerajinan anyaman mendong dan bambu. Semua itu sudah menjadi industri dan menjadi penghidupan sebagian masyarakat.
Keindahan tugu dan taman disekitarnya kerapkali menjadi tujuan warga untuk wisata dalam kota atau jogging di pagi hari. Suasana sangat mendukung. Di dalam alun-alun dihiasai pohon-pohon kecil yang rindang menghasilan udara yang sejuk.
Dalam kepariwisataan, tugu seringkali menjadi sebuah daya
tarik. Karena dalam tugu pengunjungg dapat membaca secara visual dan
konstektual, apa dan bagaimana kehidupan masyarakat lokal.
Di Kota Tasikmalaya salahs atu tugu yang indah terdapat di
Alun-Alun Tasikmalaya. Patung ini berdiri di tengah taman alun-alun berhadapan
dengan Pendopo Lama Tasikmalaya.
Tugu Mak
Eroh dan abdul rozak karena tugu ini dibangun untuk mengenang perjuangan Mak Eroh
dan Abdul Rozak. Kedunya mendpaat penghargaan di bidang lingkungan hidup pada
pemerintahan Orde Baru.
Mak eroh
mrupakan seorang petani dari Kampung Pasirkadu,
Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong,
Kabupaten Tasikmalaya. Saat itu Mak Eroh berusia 51 tahun. Wanita yang
dijului tangan besi ini mampu membuat irigasi pada gunung cadas selama 45 hari
dengan alat belincongg dan cangkul. Awalnya usaha Mak Eroh sempat mendapat
cibiran.
Namun perjuangannya berbuah manis. Seteleh berhasil membuat saluran air, warga turut membantu dan kembali menyalurkan air sejauh 4,5 km ke persawahan sekitar. Hingga kini, lahan pertanian dan sawah sekitar daerah tersebut mendapat air dan bisa panen 3 kali dalam setahun.
Namun perjuangannya berbuah manis. Seteleh berhasil membuat saluran air, warga turut membantu dan kembali menyalurkan air sejauh 4,5 km ke persawahan sekitar. Hingga kini, lahan pertanian dan sawah sekitar daerah tersebut mendapat air dan bisa panen 3 kali dalam setahun.
Kedua, dalam tugu tersebut sosok pria yang bernama Abdul Rozak
(51 tahun). Seperti Mak Eroh, Abdul Rozak juga penerima Kalpataru tahun 87 dari
Presiden Soeharto kala itu. Ia seorang petani di perbukitan, Kampung Pesanggrahan, Kelurahan
Neglasari, Kabupaten Tasikmalaya. Jasanya karena berhasil membuat terorowangan pada
sebuah bukit untuk mengalirkan air pada sawah warga. Ia menghabsikan dana
sendiri disamping dibantu swadaya masayrakat.
Tantangan datang ari isterinya yang minta cerai karena harta warisan dijualnya untuk membiayai membuat terowongan. Karena tekadnya yang kuat dibantu 15 orang warga, terorongan berhasil dibangun dan mengalirkan air. Sawah teriair dan bisa panen setahun 3 kali.
Tugu Mak Erih dan Abdul Rizak berdiri kokoh dan dapat
disaksikan siapapun yang berkunjung ke alun-alun Kota Tasikmalaya. Menghadap ke
arah selatan dengan tangan menunjuk sambil memanggul bendera bertuliskan
Kalpataru.
Selain patung Mak Eroh dan abdul Rozak, pada tugu juga dihiasai berbagai relief. Di sebelah sisi barat, relief menggambarkan suasana shalat berjamaah, di samping kiri kanannya relief aktifitas belajar mengajar. Di bilik tugu sebelah utara relief menggambarkan pria dan wanita yang sedang bekerja keras dengan otot-otonya yang kekar sambil memegang belincong. Relief tugu sebalah utara menggambarkan alam priangan yang sedang disinari matahari terang. Sedangkan relief bilik selatan mengambarkan kelompok warga yang sedang membuat kerajinan payung geulis, membatik dan mengerjakan kerajinan anyaman.
Relief-relief tersebut seperti ingin menceritakan bagaimana kehidupan masayarakat Tasikmalaya yang memiliki segudang kerajinan. Hingga kini tercatat produk kerajinan unggulan Tasikmalaya yakni, Payung Geulis, Kelom geulis, Batik Tasik dan kerajinan anyaman mendong dan bambu. Semua itu sudah menjadi industri dan menjadi penghidupan sebagian masyarakat.
Keindahan tugu dan taman disekitarnya kerapkali menjadi tujuan warga untuk wisata dalam kota atau jogging di pagi hari. Suasana sangat mendukung. Di dalam alun-alun dihiasai pohon-pohon kecil yang rindang menghasilan udara yang sejuk.
Untuk hiburan ank-anak, di Alun-Alun juga terdapat penyedia
auto ped yang dapat disewa kapan saja. Sementara untuk kuliner, terdapat
penjual kaki lima dalam mobil. Seperti nasi kuning, kue-kue, bubur ayam dan
makanan ringan lainnya. (sumber: detiktravel)
Komentar
Posting Komentar